Webinar Internasional, Kembangkan Computational Thingking pada Anak

Blog Single

PGMI- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah mengadakan Webinar Internasional dengan mengusung tema“Computational Thingking: Digital Compettence Framework For Primary Education”, acara berlangsung secara virtual dengan menghadirkan Narasumber Dosen dari Thailand dan Ka. Prodi PGMI IAIN Kudus melalui media Zoom Meeting dengan partisipannya 300 lebih partisipan, Senin (24/05). Ihsan, mengatakan acara webinar ini memberi bekal yang akan memberi manfaat yang besar terutama kepada mahasiswa ataupun dosen. “Pentingnya webinar ini adalah bagaimana mengemas tuntutan perubahan dengan kompetensi-kompetensi digital ini, kemudian dipadukan dengan kemampuan- kemampuan mengemas dalam bentuk perubahan budaya lokal yang nantinya anak-anak kita dapat memberikan tampilan yang baik dikemudian hari. Satu sisi tidak gagap terhadap teknologi tetapi juga tidak terlalu fanatik yang tidak terbuka dengan budayanya sendiri,” ungkapnya saat melakukan sambutan. Retno Sulaswari, selaku Ka. Prodi sekaligus Narasumber mengungkapkan tiga keahlian pendidik handal. “Pendidik yang handal dalam hal ini pendidik yang bisa mempunyai keahlian 3, yakni sebagai peraancang, pelaksana dan evaluator,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan kepada para audiens paling tidak webinar ini dapat membuka pola pikir para pendidik untuk kreatif. “Berpikir computational thingking itu berpikir tingkatan yang tinggi. Intinya siswa tidak hanya mendengarkan saja tetapi siswa dapat lebih mengeksplore kemampuannya. Dengan begitu guru dituntut harus kreatif, maka seorang pendidik harus mengeksplore kemampuan dan pengetahuan bagaimana menyiapkan media ataupun sarana prasarana dalam mendukung pembelajaran,”ujarnya. Sedangkan Mahammadaree Waeno, narasumber ke-2 yang berasal dari Thailand, mengatakan bahwa pendidikan di Thailand berbasis projek. “STEAM (Sains Technology Eangineering Mathematic) ini dimunculkan supaya ilmu-ilmu tersebut menjadi pembelajaran berbasis projek. STEAM merupakan sebuah pendekatan pembelajaran terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas dan inovatif. STEAM mendukung pengalaman belajar dan pemecahan masalah, dan berpendapat bahwa sains, teknologi, teknik, seni dan matematika saling terkait. Dalam STEAM, sains dan teknologi dapat diartikan melalui seni dan teknik, termasuk juga komponen matematika. Contohnya anak-anak dapat membuat sepeda,” ungkapnya. Selanjutnya ia mengatakan bahwa pada pendidikan sekolah dasar di Thailand diharapkan kedepannya akan lebih inovatif. “Kedepannya akan dikembangkan inovasi-inovasi baru yang kreatif terbaik yang berguna bagi nusa dan bangsa,” imbuhnya.

Share this Post1: